Lima Makhluk Mitologi Tiongkok Pembawa Keberuntungan

Hai Sahabat Tao, tahukah kamu bahwa dalam kebudayaan masyarakat Tionghoa ada 5 makhluk mitologi yang dianggap sebagai makhluk kayangan pembawa keberuntungan? Tidak jarang makhluk-makhluk tersebut dilukiskan atau dijadikan pajangan di rumah-rumah orang Tionghoa, bahkan beberapa menjadi benda fengshui. Berikut ini adalah kelima makhluk tersebut.

1. Naga (lóng, 龙)

Naga adalah makhluk tertinggi dalam mitologi Tiongkok. Hewan kayangan ini bersisik menyerupai ular, tetapi mempunyai kaki dan wajah seperti singa bertanduk. Kekuatan naga disebutkan tiada tara dan hanya sanggup ditandingi oleh dewa-dewi. Oleh sebab itu, seorang kaisar Tiongkok dilambangkan sebagai ‘naga emas’.

Seiring berkembangnya peradaban Tiongkok, derajat kebesaran seseorang juga ditunjukkan dengan lambang naga di pakaian atau propertinya. Naga berkuku lima yang tertinggi untuk kaisar, naga berkuku empat untuk golongan bangsawan (keluarga kaisar), dan naga berkuku tiga untuk golongan menteri dan pejabat tinggi.

Saking hormat dan kagumnya masyarakat Tionghoa pada sosok naga, hingga kini orang-orang Tionghoa menyebut dirinya ‘keturunan naga’ (lóng de chuán rén, 龙的传人). Sejak dahulu kala masyarakat Tionghoa menghiasi rumahnya dengan lukisan naga karena dianggap membawa keberuntungan. Pada rumah-rumah besar dan bangunan tempat bersembahyang biasanya terdapat patung naga. Setiap awal tahun baru umumnya selalu ada tarian naga (lóng wǔ, 龙舞) agar keberuntungan menyertai di sepanjang tahun yang baru.

2. Burung feng (fèng huáng, 凤凰)

Menurut dialek bahasa Hokkian, burung feng biasanya disebut sebagai burung hong. Makhluk ini menyerupai burung merak karena ekornya sangat panjang dan indah, kepalanya memiliki jambul yang indah seperti mahkota, dan tubuhnya berwarna-warni. Burung jantan disebut ‘feng’, sementara yang betina disebut ‘huang’. Feng huang di dalam mitologi Tiongkok dianggap sebagai raja dari para burung yang melambangkan keanggunan, keberuntungan, dan kedamaian. Walaupun dikenal sebagai makhluk mitologi, burung feng huang juga ada di dunia nyata, tetapi rupanya berbeda dengan gambaran di dalam mitologinya.

Sejak Dinasti Han, naga dan burung feng banyak digunakan sebagai hiasan istana yang dibangun pada masa itu. Pada perkembangan selanjutnya, burung feng menjadi satu-satunya motif resmi kekaisaran yang hanya dapat digunakan oleh permaisuri sebagai sulaman jubah, mahkota, hiasan rambut, dan aksesori mewah lainnya. Motif burung feng hanya boleh digunakan oleh permaisuri, sedangkan motif naga digunakan oleh kaisar.

Burung feng juga sering dilukiskan bersama dengan naga sebagai simbol hubungan yang mesra antara pasangan suami istri dan lambang penyatuan yin dan yang (dualisme). Wanita Tionghoa juga sangat menyukai burung feng karena mencitrakan kelembutan wanita dan kesetiaan terhadap pasangan.

3. Qí lín (麒麟)

Hewan mitologi ini digambarkan berkepala naga, bertanduk, bersisik, dan berbadan kuda sehingga sering disebut sebagai unicorn-nya Tiongkok. Dikisahkan bahwa qi lin mampu berjalan di atas daratan tanpa menyentuh tanah, berjalan di atas air, dan melayang di langit.

Walaupun bertampang buas, qi lin adalah hewan yang baik hati dan dahulu kala kemunculannya dianggap sebagai pertanda baik atau kemunculan orang bijak. Namun, qi lin  dapat juga menjadi buas dengan menyemburkan bola api jika menemukan hal jahat atau orang yang berniat jahat. Oleh karena itu, masyarakat Tionghoa menganggap qi lin sebagai pelindung kota dan penolak bala atau hal-hal jahat.

Setelah masyarakat Tionghoa mengenal hewan singa, terdapat juga qi lin yang digambarkan bertubuh singa dan berkepala naga. Dahulu patung ini diletakkan sepasang di depan bangunan istana atau kuil, tetapi sekarang juga diletakkan di depan gedung pemerintahan, perkantoran, dan pusat bisnis untuk mendatangkan hal baik dan menolak hal buruk. Qi lin jantan digambarkan membawa sebuah bola dengan kaki depan sebelah kanannya, sedangkan qi lin betina digambarkan sedang mengasuh anaknya dengan kaki depan sebelah kirinya.

4. Pí xiū (貔貅)

Pi xiu digambarkan menyerupai naga berbadan singa yang kuat dan bersayap. Konon ceritanya ia adalah keturunan kesembilan dari raja naga. Dilihat dari bentuk tubuhnya, pi xiu melambangkan kekuatan, kemakmuran, dan mobilitas. Perutnya yang besar menunjukkan perut yang penuh keberuntungan dan tidak ada pembuangan.

Konon pi xiu memiliki nafsu luar biasa hanya terhadap emas, perak, dan berbagai logam mulia. Oleh karena itu, secara fengshui, pi xiu dianggap sebagai makhluk ajaib yang memiliki kekuatan mistis menarik cái qì (财气), yaitu kekayaan dari segala penjuru.

Pi xiu juga ada yang jantan dan betina. Perbedaannya dilihat dari tanduknya. Pi xiu betina (disebut bì xié) bertanduk dua, sedangkan pi xiu jantan (disebut tiān lù) bertanduk satu. Keduanya memiliki hobi yang sama, yaitu memakan koin-koin emas dan perak tanpa ada pembuangan.

5. Kura-kura (guī, 亀)

Selain burung feng, kura-kura juga adalah makhluk mitologi yang benar-benar ada. Kura-kura adalah hewan yang bisa berumur sangat panjang. Menurut penelitian, kura-kura bisa hidup hingga ratusan tahun. Sejak zaman Tiongkok kuno, kura-kura dianggap sebagai lambang usia panjang dan kelanggengan. Istana kekaisaran umumnya memiliki ukiran kura-kura pada potongan batu atau tembaga sebagai lambang kemakmuran dan kelanggengan suatu dinasti.

Masyarakat Tionghoa tidak hanya menganggap kura-kura sebagai lambang kesehatan dan umur panjang, tetapi juga menganggap kura-kura memiliki kemampuan meramal masa depan. Pada zaman kuno, seorang peramal harus membakar tempurung kura-kura kemudian membaca pola yang terbentuk di atas tempurung itu untuk menafsirkan ramalan. Oleh sebab itu, prasasti-prasasti kerajaan sering dipahatkan berdiri menyatu di atas pahatan seekor kura-kura besar. Umumnya, prasasti berisi tulisan-tulisan baik yang diharapkan menjadi kenyataan.

Pada masa kini, ornamen atau hiasan berbentuk kura-kura sering dijadikan pajangan di rumah-rumah orang Tionghoa sebagai simbol agar seluruh penghuni rumah memperoleh kesehatan yang prima, panjang umur, serta harapan-harapan yang baik terkabul.