Di sebuah desa terpencil di kaki Gunung Tianzi, Tiongkok Kuno, hiduplah seorang pemuda bernama Lu Meng yang terkenal dengan keberaniannya. Sejak kecil, Lu Meng bercita-cita menjadi penjaga desa dan mengalahkan sang naga, monster buas yang telah menghantui desa itu selama berabad-abad.
Suatu hari, Lu Meng terpilih menjadi murid terakhir Wu Jing, penjaga desa terdahulu yang telah pensiun. Wu Jing terkenal dengan kebijaksanaannya dan keahliannya dalam seni bela diri. Lu Meng berlatih keras di bawah bimbingan Wu Jing, mempelajari berbagai teknik dan strategi untuk mengalahkan sang naga.
Seiring waktu, Lu Meng menunjukkan kemajuan pesat. Ia menjadi lebih kuat, lebih cepat, dan lebih terampil daripada murid-murid Wu Jing lainnya. Kesombongan mulai tumbuh dalam diri Lu Meng. Untuk mengingatkannya, Wu Jing menceritakan sebuah kisah tentang naga muda sombong yang menantang naga tertua kepada muridnya itu. Meskipun kuat dan cepat, naga muda itu dikalahkan oleh naga tertua yang lebih berpengalaman dan bijaksana.
Menyadari kesalahannya, Lu Meng berlatih dengan lebih tekun dan rendah hati. Ia mulai mematuhi setiap instruksi gurunya dengan penuh disiplin. Ia juga belajar untuk bersabar dan menunggu saat yang tepat untuk menyerang.
Beberapa bulan kemudian, sang naga kembali menyerang desa. Lu Meng, dengan tekad dan kebijaksanaannya, berhasil mengalahkan sang naga. Desa pun terbebas dari teror sang naga. Dari pengalaman ini, Lu Meng memahami bahwa kesombongan dapat membahayakannya, maka ia selalu menghormati dan mengikuti nasihat gurunya, yang membantunya mencapai kesuksesan.
Kemenangan Lu Meng atas sang naga menjadi legenda di desa. Penduduk desa berbondong-bondong datang ke kediaman Wu Jing untuk menyanjung Lu Meng sebagai pahlawan. Mereka memuji keberaniannya dan menobatkannya sebagai penjaga desa yang baru.
Namun, dengan rendah hati Lu Meng menolak tawaran tersebut. Ia merasa belum pantas menggantikan Wu Jing sebagai penjaga desa. Lu Meng menjelaskan kepada para tetua bahwa semua yang dia capai adalah hasil dari ajaran dan bimbingan Wu Jing selama bertahun-tahun. Lu Meng menekankan bahwa Wu Jing lebih pantas untuk menjadi penjaga desa.
Penduduk desa terharu dengan kerendahan hati Lu Meng. Mereka pun semakin menghormati Wu Jing dan muridnya itu. Wu Jing sendiri merasa bangga dengan Lu Meng dan yakin telah memilih murid yang tepat untuk meneruskan ilmunya.
Lu Meng dan Wu Jing kemudian bekerja sama melatih para pemuda desa agar mereka dapat melindungi desa dari ancaman di masa depan. Desa pun menjadi damai dan sejahtera di bawah kepemimpinan mereka.