Sekarang ini aku sedang hidup. Entah kapan aku pasti mati. Aku perlu waktu lebih banyak lagi. Ya benar, saat ini aku dan kamu sedang hidup. Buktinya, matamu sedang melihat tulisan ini, pikiranmu sedang membaca kalimat ini dan berusaha menangkap pesan dalam kalimat, serta nuranimu sedang mencoba memahami makna yang tersirat. Betul, kan? Nah, bagus! Kita berdua sudah sepakat bahwa saat ini kita sama-sama sedang hidup.
Saat sedang hidup ini, apa yang terjadi pada diri kita? Ya saat ini kita sedang dalam keadaan sadar, sedang terjaga, dan sedang siaga. Buktinya, panca indra kita, yaitu mata, hidung, telinga, lidah, dan indra peraba kita masih menjalankan fungsinya.
Selain itu, apalagi penanda pada diri yang menguatkan kenyataan bahwa kamu dan aku sedang hidup? Ya benar, kita masih menghirup dan mengembuskan napas yang bila kita lakukan dengan metode pernapasan dada, terasa bidang dadamu membusung, atau kalau sedang menggunakan metode bernapas dengan perut, terasa perutmu mengembang dan mengempis.
Sementara bila hatimu sedang kesal, sampai terdengar tuh desah napasmu. Nah, apa lagi tanda dan petunjuk bahwa kita masih hidup? Ayo sadari dan berpikir!
Waktu terasa demikian cepat. Masa kanak-kanak yang riang gembira terasa baru sekejap saja, sementara setengah abad sudah terlewati dengan berbagai hal yang belum selesai kita kerjakan dan dengan beberapa pencapaian yang tak kunjung teraih sehingga tak heran, kini terasa terdesak oleh waktu yang tak lagi ramah, luang, dan melimpah.
Lalu apakah waktu tak dapat ditaklukkan? Sebenarnya bisa saja kita mengalahkan waktu. Bagaimana caranya?
Bila kita berkesempatan untuk menjadi pengusaha dan dapat menggaji karyawan, kita mendapatkan waktu mereka lazimnya 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. Mempunyai 10 karyawan berarti kita mendapat tambahan waktu 80 jam per hari atau 400 jam seminggu.
Namun, bila kita tidak berjodoh dan berjatah menjadi pengusaha, masihkah kita bisa menaklukkan waktu? Ya, masih ada cara kedua, yaitu kita menjadi seorang inspirator, penulis, atau pembuat konten atau youtuber. Kita bisa menjadi seorang pembicara untuk menyampaikan ide-ide kita kepada sebanyak mungkin pembaca, pendengar, dan penonton, atau menjadi seorang opinion leader dengan subscriber yang banyak. Mempunyai 1000 subscriber bisa diartikan kita mempunyai 1000 sahabat ide dan mitra intelektual yang berpeluang untuk mewujudkan ide-ide besar kita secara kolektif.
Bila kita tak berjodoh dan berjatah menjadi seorang inspirator, penulis, atau pembuat konten atau youtuber, apakah kita masih mempunyai peluang untuk menaklukkan waktu? Ya, masih ada satu peran yang bisa kita lakukan, yaitu menjadi pendidik, pelatih, edukator, mentor, atau dalam dunia akademis kita kenal dengan sebutan guru. Bila kita mempunyai 1000 murid, maka kita mempunyai 1000 peluang untuk mewujudkan ide-ide besar dan peningkatan wawasan kebajikan. Ini kita tanamkan ke dalam akal, budi, dan nurani anak-anak didik kita, dengan catatan bahwa setiap murid memiliki kemampuan, kapasitas, dan kesanggupan masing-masing.
Namun, bila ternyata menjadi pengusaha tak kesampaian, menjadi youtuber tetapi gagap teknologi, atau menjadi guru tetapi tak ada yang mau menjadi muridnya, apakah kita masih mempunyai peluang untuk menaklukkan waktu?
Nah, ini cara keempat yang masih bisa kita coba, yaitu jadilah orang yang suka membagikan pengalaman positif atau jadilah orang yang menerapkan ajaran Tao dari Lie Shifu, yaitu wu ji wu ren. Membagikan pengalaman-pengalaman positif dan konstruktif serta manfaat-manfaat yang kita peroleh selama menjalankan siutao agar orang yang mendengarkannya tertarik, berminat, dan bersemangat untuk mempelajari Tao dan men-siutao-kan dirinya.
Jadi, kamu pilih cara yang mana untuk menambah waktu dalam hidupmu? Semoga bermanfaat.