Pandangan Kaum Tao Tentang Marah

Kita semua pernah mengekspresikan marah, baik dikarenakan hal yang sederhana maupun rumit. Marah merupakan suatu ekspresi yang wajar dari emosi seseorang pada saat mengalami peristiwa tertentu. Namun, marah dapat menjadi masalah jika terlalu sering dilakukan dan tidak tepat dalam mengekspresikannya. 

Cara kita mengekspresikan marah dapat memberikan efek positif dan negatif, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Marah dapat memberikan efek yang positif jika disampaikan secara tenang dan tegas dengan tujuan memperbaiki masalah, membina dan membangun orang lain tanpa menyakiti, serta membuat suatu hal menjadi lebih baik. Orang lain pun dapat menerima emosi marah yang kita ekspresikan dengan baik. Sebaliknya, marah yang tidak diekspresikan dengan baik dapat menimbulkan efek negatif, seperti permusuhan, kebencian, dan perbuatan negatif yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Marah yang tidak terkendali dapat menyebabkan stroke, serangan jantung, hingga kematian bagi diri sendiri. Sementara orang yang dimarahi secara keras, apalagi di depan umum dapat menjadi malu dan terluka perasaannya.

Salah satu tujuan pelajaran Tao bukanlah membuat kita selalu mengekang marah ataupun tindakan kita; bukan juga menjadikan kita lemah, licik, atau diapakan saja tak akan melawan; dan bukan juga melarang atau membiarkan kita menjadi pemarah; tetapi ajaran TAO menganjurkan orang untuk pandai mengendalikan dan mengekspresikan emosi dengan cara yang layak serta pada waktu dan tempat yang tepat.

Sebagai ilustrasi, andaikan diri kita adalah seorang kusir (pengendara kuda), sedangkan emosi adalah seekor kuda, maka sudah seharusnya kita sebagai kusir dapat mengendalikan kuda (emosi kita) dengan baik. Jangan sampai kita sebagai kusir malah dikendalikan oleh kuda (emosi kita) sehingga diri kita terjatuh, terluka, dan dirugikan oleh kuda (emosi kita) tersebut.

Kaum Tao selalu berusaha untuk meningkatkan kesadaran. Dengan meningkatkan kesadaran, tentunya saat marah kita mulai muncul, kesadaran kita akan memberikan pertanyaan kepada diri kita sendiri, “Apakah saya perlu atau harus marah? Jika memang harus marah, maka kalimat apa yang harus saya gunakan agar maksud dan tujuan baik dari marah saya ini dapat diterima dengan baik oleh orang lain?” Masih banyak lagi pertanyaan lain yang akan timbul dalam pikiran kita apabila kita tidak ingin salah dalam mengambil keputusan untuk marah. Jika setelah dipertimbangkan kembali, ternyata kita tidak perlu marah, maka pikiran kita akan berusaha untuk meredam dan mengendalikan emosi marah agar tidak salah berucap atau bertindak yang dapat merusak hubungan keluarga atau pertemanan. 

Kaum Tao menggunakan kitab suci Thay Shang Lao Jun sebagai pedomannya, yang mana isi dari kitab tersebut mengandung pengertian-pengertian dan mencakup bidang ilmiah, filsafat, sosiologi, kesehatan, kedewaan, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, kaum yang belajar Tao (siutao) pasti akan lebih banyak tahu mengenai pengertian-pengertian dan kebanyakan dari mereka adalah orang yang sehat jiwa dan raganya. Kaum Tao juga tidak suka mencari masalah atau keributan. Mereka senantiasa berusaha menuju kesempurnaan sehingga dapat menciptakan situasi tenteram dan aman dalam masyarakat di sekitarnya.

Coba kita pikirkan! Jika semua orang belajar Tao, mengerti Tao, dan menerapkan pelajaran Tao dalam kehidupan, maka berapa banyak pertengkaran dan kejahatan yang dapat dikurangi? Dengan meningkatnya kesadaran semua orang sehingga mengetahui mana yang baik dan tidak baik untuk dilakukan, maka sudah tentu kehidupan kita akan sangat aman, tenteram dan damai.  Xie Shen en.

Marilah kita belajar Tao yang mulia

di Perguruan Thay Shang Men Xiao Yao Pai

yang didirikan oleh Shifu Lie Song Hoo

dan dilanjutkan oleh ZMR Lie Ping Sen!