Dalam menjalani kehidupan kita tidak bisa menghindar dari yang namanya “sampah kehidupan”. Sampah kehidupan adalah hal-hal buruk dan negatif dalam kehidupan seseorang.
Seperti apa sampah kehidupan itu? Keputusasaan, kekesalan, kemarahan, kekecewaan, sakit hati, kebencian, iri, dan dengki. Dari mana sampah kehidupan berasal? Sampah kehidupan berasal dari sampah batin seseorang akibat beban dan tekanan persoalan kehidupan yang dialami, seperti keinginan yang tidak tercapai atau tidak sesuai dengan harapan, finansial dan kesehatan yang terganggu, suasana hati yang buruk (bad mood), teguran, gesekan, kesalahpahaman, perbedaan pendapat, perselisihan, dan percekcokan rumah tangga.
Bagaimana sikap kita jika menemui orang yang membuang sampah batin di depan kita, seperti mengeluarkan kecaman, kata-kata kasar, hinaan, dan meluapkan kebenciannya? Sebaiknya kita dengarkan dia dengan sabar, tenang, dan jangan berucap sepatah kata pun karena dia sedang membuang sampah kehidupannya di depan kita. Jika kita terpengaruh dan menanggapinya berarti kita menerima sampah itu. Jika kita tidak terpengaruh dan membiarkannya, maka sampah itu akan kembali kepada dirinya dan menjadi miliknya sendiri.
Energi negatif yang muncul dari pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan akan melukai dan membuahkan penderitaan bagi diri sendiri. Tidak ada seorang pun suka dengan yang namanya sampah. Selain kotor dan bau, sampah juga bisa menyebarkan penyakit. Jika sampah tersebut selalu ada di dalam diri kita, maka ke mana pun kita pergi, kita akan membawa sampah dan menebarkan bau yang tidak sedap.
Jangan membawa sampah dari lingkungan kerja atau pertemanan ke dalam rumah kita karena orang rumah akan dibuat tidak nyaman oleh kemarahan atau kekecewaan yang kita bawa dari luar. KIta boleh saja datang ke taokwan dengan membawa sampah dari lingkungan kerja, pertemanan, atau rumah tangga, tetapi jangan meninggalkan di dalamnya. Jadikanlah taokwan sebagai tempat pengolahan sampah batin bukan tempat pembuangan sampah batin kita karena hal itu akan membuat ketidaknyamanan, kegaduhan, dan persoalan. Selain itu, jangan mudah membuang sampah di media sosial karena sama seperti mengotori langit dengan meludahinya. Ludah itu hanya akan jatuh mengotori wajah sendiri.
Melalui ajaran Tao, xiu xin yang xing, dan jing zuo, kelolalah sampah batin kita dan sampah kehidupan dengan baik! Tujuannya agar kita menjadi pribadi yang memberikan kenyamanan dan kebaikan di sekitar kita.