Selalu Merasa Berkecukupan

Berkecukupan bukan berarti selalu merasa puas dan sudah cukup, melainkan tergantung dari sudut pandang kita dalam memahaminya dan dalam konteks apa. Pada satu sisi, kita seharusnya selalu giat bekerja dan berjuang meraih cita-cita, selalu memiliki target-target untuk menggapai kehidupan yang lebih baik, selalu merasa haus akan pengetahuan baru dan peka terhadap peluang baru yang ada, serta merasa perlu mengisi terus kekosongan batin dengan hal-hal positif yang baru kita dapatkan dari kelebihan orang lain, buku-buku yang baru kita baca, dan saran-saran membangun dari orang-orang di sekitar kita. Di sisi lain, kita harus selalu berkecukupan untuk memberi apa yang kita punya, baik materi, perhatian, waktu, kontribusi, pemikiran, tenaga, maupun hanya sebuah senyuman hangat kepada orang-orang di sekitar kita.

Merasa selalu berkecukupan biasanya lebih dititikberatkan pada sisi finansial/keuangan. Ada orang yang selalu merasa kurang pada sisi keuangannya, ada orang yang merasa kaya sehingga berfoya-foya, dan ada pula orang yang selalu merasa cukup dan bersyukur dengan keuangannya. Cukup atau tidaknya keuangan seseorang tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya. Tidak dapat dipungkiri, kadang-kadang kita melihat orang yang sangat hemat dalam mengatur keuangannya, selalu merasa kurang, dan berpikir berkali-kali lipat sebelum mengeluarkan uangnya. Namun, ada pula orang yang royal dalam memenuhi kebutuhan dirinya sendir, tetapi pelit untuk beramal atau berbagi kepada sesama yang membutuhkan.

Mengelola keuangan secara bijak dilakukan dengan cara mengatur gaya hidup: berpikir “berapa yang perlu disisihkan dari pendapatan yang ada” dan selalu merasa berkecukupan untuk berbagi kepada sesama.

Tidak ada orang yang jatuh miskin karena rajin berbagi atau beramal. Kaya atau miskin, cukup atau berkekurangan, tergantung bagaimana sudut pandang kita melihatnya. Agama Tao mengajarkan umatnya untuk aktif berusaha meraih cita-cita dan keinginan, termasuk dalam sisi materi, tetapi tetap selaras dengan beramal kepada sesama.

Mari kita semua menjadi umat Tao yang aktif berusaha dan berjuang meraih hidup yang lebih baik dalam segala bidang kehidupan! Tak lupa juga selalu bersedia dan merasa berkecukupan untuk berbagi dengan sesama yang membutuhkan atau banyak beramal. Semoga bermanfaat.

“Kaum Tao harus mempunyai jiwa yang aktif untuk berusaha, juga harus mempunyai sifat riang gembira, kalau tahunya hanya banting tulang, itu bagaikan ada musim rontok tak bermusim semi, bagaimana dapat menyemarakkan dunia, mengamalkan budi luhurnya.”

(Kitab Siu Tao menuju Kesempurnaan)