Siutao: Belajar Mengemudi hingga Juara Sejati (Bagian 2)

Baca juga: Siutao: Belajar Mengemudi hingga Juara Sejati (Bagian 1)

Belajar Mengemudi, dari Tidak Bisa menjadi Bisa dan Mandiri

Ringkasnya, manusia akan terbebas dari kesulitan manakala ia mempunyai kemampuan atau  kemahiran yang mencukupi untuk melewati hari-hari kehidupannya dengan sukses dan selamat. Untuk memudahkan pembahasan, kita akan menggunakan contoh kemampuan atau kemahiran mengemudi. 

Saudara-saudaraku seperguruan, terutama bagi yang bisa mengemudikan mobil, cobalah ingat bagaimana awal kita belajar mengemudikan mobil. 

Saya ingat saat pertama kali diajarkan mengemudi mobil oleh sopir saya. Diawali dengan menstarter/menghidupkan mobil, saya harus memastikan bahwa persneling dalam posisi netral dan rem tangan terpasang. Setelah itu, saya harus melihat ke depan, samping kanan kiri. dan belakang lewat kaca spion untuk memastikan tidak ada rintangan di sekeliling mobil. Lalu jreng, mobil distarter. 

Tahap kedua, yaitu menginjak kopling, mengatur persneling, melepas rem tangan, dan mengangkat kopling sedikit hingga terasa mobil melaju. Injak gas untuk menambah tenaga bila perlu. Arah setir tetaplah lurus. Itulah menu latihan pertama. 

Setelah beberapa kali bisa menyetir lurus, mulailah kita memutar setir ke arah kiri, lalu ke arah kanan, demikian seterusnya. Itu menu latihan kedua.  Hmmm, bagaimana perasaannya, ya ngeri-ngeri sedaplah. 

Ringkas kata, kita bisa mengemudi dengan wajar dan memperhatikan faktor keamanan. Selama berlatih, kita selalu didampingi sopir, tetapi akan tiba waktunya kita sudah bisa mengemudi sendirian.  Setelah berlatih bersama guru dan menguasai ilmu yang diajarkannya, maka kemandirian adalah pertanda dari kemampuannya. 

Memperdalam Sendiri Kemahiran dan Spesialisasi

Bila paragraf di atas menggambarkan kemahiran mengemudi secara standar, maka ada kemahiran mengemudi lanjutan. Bila mengemudikan mobil dibedakan dengan peringkat SIM untuk mobil penumpang, mobil barang, truk ringan hingga tronton dan kontainer, ataupun alat berat yang dilakukan di jalan raya; maka ada juga kemahiran menyetir mobil khusus di trek khusus yang biasanya terjadi dalam lingkup olahraga otomotif. 

IMG_256

Ada olahraga balap mobil dan lomba balap mobil Formula yaitu adu kecepatan dalam arena. Ada juga Reli Paris-Dakar yaitu adu cepat, adu hebat, dan ketahanan yang terbagi dalam etape-etape panjang dan melelahkan. Ada juga drag-race yaitu adu kecepatan dalam trek lurus atau off road yaitu adu kemahiran menaklukkan medan dan kondisi jalanan yang ekstrem.  

IMG_256

Semua jenis olahraga otomotif ini membutuhkan keterampilan dan latihan yang khusus dan khas, yang bagi kita, pengemudi mobil penumpang, jelas terasa asing, aneh, dan menakutkan. Namun, bagi para penggemar dan pencinta olahraga ini malah menjadi keasyikan karena di situlah mereka mengasah keterampilan khusus mereka. 

Renungan

Kita sebagai murid perguruan spiritual Tao Thay Shang Men melakukan pola latihan yang mirip seperti kita berlatih dan memahirkan diri dalam mengemudikan mobil.  Awalnya kita dibimbing oleh pembimbing kita, dalam hal ini shifuhuang yi di atas kita, dan pembimbing spiritual kita (Fu Fa Shen). Lalu setelah kita menguasai cen yen pembuka dan bisa lien kung, kita mengalami fase cing co, shen kung, dan chi kung. Anggap saja itu kemahiran dasar seperti mengemudikan mobil penumpang. 

Setelah mahir menjalankan lien kung yang standar, bisa jadi masing-masing dari kita melakukan pendalaman sendiri dengan dipandu oleh Fu Fa Shen, lalu mempunyai keahlian khusus masing-masing. Nah, ini bisa kita umpamakan mereka yang mengambil kekhususan, misalnya berlaga di off-road, sirkuit balap, atau reli di padang gurun. 

Para Huang Yi dibekali dengan fak dan cen yen masing-masing sesuai tingkatannya. Dengan rajin berlatih, kita bisa mengasah satu atau lebih spesialisasi kemahiran dalam menggunakannya. Demi kelestarian agama Tao dan kemajuan Thay Shang Men, kita rajin berlatih untuk mencapai suatu spesialisasi yang sesuai bakat dan minat kita, melampaui sekadar Tao Ying Suk demi sehat dan bahagia. 

Nah, setelah mempunyai keahlian masing-masing, tibalah forum cerita dan berbagi. Di sinilah kisah-kisah seru kita dengarkan seperti masing-masing atlet otomotif bercerita kehebohan dan kehebatan mereka saat berlaga di sirkuit mereka masing-masing. 

Sebagai pendengar, pintar-pintarlah kita menyerap dan belajar dari mereka yang sudah ahli dan mempunyai ciri khas masing-masing, tanpa kita perlu terjebak, mencibir, dan mengomentari mereka dengan istilah aneh, asing, antik, nyentrik, bahkan sesat. Wong itu cuma soal kemahiran di bidang yang khusus dan khas, buah dari ketekunan di bidangnya masing-masing.   Semoga siutao kita semakin maju.