Sembahyang merupakan salah satu cara manusia untuk berkomunikasi dengan Tian Yang Maha Kuasa dan Dewa-dewi. Kita semua pasti pernah melakukan sembahyang, bahkan sudah menjadi rutinitas bagi kebanyakan dari kita. Pada umumnya ketika bersembahyang, kita mengungkapkan rasa syukur atau terima kasih serta membuat berbagai permohonan.
Dalam agama Tao terdapat perbedaan cara bersembahyang berikut ini.
1) Tian dan Dewa-dewi
Ketika bersembahyang menghadap Tian dan Dewa-dewi, umat Tao memposisikan kedua tangannya di atas kepala. Hal ini dikarenakan level Tian dan Dewa-dewi memang tinggi atau jauh di atas level manusia.
2) Leluhur
Leluhur adalah orang yang lebih tua, sudah meninggal, dan memiliki hubungan keluarga dengan kita. Ketika bersembahyang menghadap leluhur, tangan kita berada di depan kening/jidat.
3) Orang lain yang sudah meninggal
Tangan kita diposisikan di depan dada ketika bersembahyang menghadap orang lain yang sudah meninggal.
Dewa-dewi tidak sama dengan patungnya. Dewa adalah Dewa, sedangkan patung tetap patung. Patung menjadi sarana untuk bersembahyang. Patung digunakan untuk memberikan gambaran rupa Dewa-dewi karena banyak manusia tidak dapat melihat Dewa-dewi yang asli atau tidak dikaruniai penglihatan gaib. Sembahyang terasa lebih mantap karena ada objek yang dapat dilihat secara nyata.
Penggunaan sesaji di atas meja altar Dewa-dewi melambangkan manusia memohon berkah dan rasa syukur atas rezeki yang diperoleh. Sesaji juga digunakan untuk menambah semarak dalam kegiatan sembahyang. Sesaji yang terbaik dan disarankan dalam agama Tao adalah buah-buahan yang tidak berduri karena aman dipegang, tak berbau busuk (tak mengundang lalat), mudah didapat (praktis), serta dapat menyehatkan tubuh. Jumlah buah yang disajikan, yaitu lima macam buah yang ditata di atas lima piring yang masing-masing berisi 5 buah sejenis. Jumlah ini melambangkan 5 kebahagiaan (wu fu). Selain itu, juga ditambahkan 5 cangkir teh. Namun, sesaji dan jumlahnya boleh disesuaikan dengan kemampuan. Dewa-dewi tidak menyantap sesaji tersebut, sebaliknya Dewa-dewi selalu memberikan berkah kepada manusia.
Dalam melakukan sembahyang, umat Tao TSM biasanya menggunakan 1 hio kecil berwarna kuning, sedangkan pemimpin upacara menggunakan 1 hio besar berwarna kuning. Hal yang paling penting ketika bersembahyang adalah ketulusan hati kita.
Tidak ada aturan tentang waktu bersembahyang dalam agama Tao. Namun, umat Tao dianjurkan untuk melakukan sembahyang pada pagi hari setelah bangun tidur dan malam hari sebelum tidur. Tujuannya adalah agar mendapatkan perlindungan sepanjang hari, baik siang maupun malam. Semoga bermanfaat.