Tim Anti Gibah

Pernahkah Sahabat Tao merasakan bahwa sebenarnya tidak ingin membicarakan  orang, tetapi malah tanpa sadar membicarakannya? Sebagai manusia, kita selalu bertemu dan berhubungan dengan orang lain. Cara kerja otak kita selalu membuat penilaian tentang apa yang terjadi berdasarkan pengalaman masa lalu atau membuat asumsi tentang sebuah kejadian. Nah, inilah yang membuat kita sadar atau tanpa sadar terlibat dalam gibah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,  gibah berarti membicarakan keburukan (keaiban) orang lain.

Susunan otak juga mempengaruhi gender gibah. Wanita dengan susunan otaknya yang mampu menyambungkan berbagai urusan kehidupan menjadi sebuah masalah kompleks, menjadikan mereka lebih mudah bergibah daripada laki-laki. Di sisi lain, laki-laki mampu mengotak-ngotakkan setiap urusan yang terjadi pada mereka, mulai dari keluarga, pekerjaan, teman, dan lain lain. Ini didukung oleh kecenderungan susunan otak untuk lebih merespons cerita buruk daripada cerita baik. Faktanya, daya serap otak manusia terhadap cerita buruk mencapai 70%, sedangkan terhadap cerita baik hanya 30%. Itulah sebabnya mengapa banyak artis rela membuat skandal buruk untuk mendapatkan perhatian banyak orang atau viral.  

Sebagai umat Tao, bersosialisasi dan saling membantu sangatlah penting. Oleh karena itu, tidak bisa dipungkiri bahwa kita sering turut campur untuk membantu seseorang. Meskipun demikian, membicarakan kejelekan orang lain harus dihindari sebisa mungkin. Berikut adalah tips-tips untuk menghindari gibah.

  1. Hanya berbicara fakta yang terjadi.
  2. Berpikirlah terlebih dahulu sebelum berbicara, karena kata-kata yang sudah kita ucapkan tidak mungkin bisa ditarik kembali.
  3. Stop membuat kalimat apabila kata pertamanya “Mungkin…”, “Kayaknya…” karena hal ini pasti opini.
  4. Apalagi kalimat yang awalnya “Kok gitu sih, seharusnya….. “ ini adalah kalimat pamungkas untuk menghakimi orang lain.
  5. Tanyakan semua kejadian langsung dari sumbernya.
  6. Jika berkumpul, lebih baik membicarakan kehidupan kita sendiri yang tentu saja kita tahu persis kejadiaannya daripada membicarakan kehidupan orang lain.
  7. Menertawakan diri sendiri. Jika kita mampu bercerita dan menertawakan diri kita sendiri, kita sudah satu langkah lebih maju.

Tujuh langkah simpel ini dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga bermanfaat dan salam tim anti gibah!

https://www.kbbi.web.id/gibah

(gibah/gi·bah/ Ar v membicarakan keburukan (keaiban) orang lain: — dilarang dalam agama Islam).Hernowo.2004.Andaikan Buku Itu Sepotong Pizza: Rangsangan Baru untuk Melejitkan ‘Word Smart’. Bandung:Kaifa.