Hakikat Hidup Orang Tao

Sejak dilahirkan ke dunia, manusia membutuhkan makanan, pakaian, dan tempat berlindung. Seiring bertambahnya usia, kebutuhan manusia terus bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia bekerja sama, membentuk kelompok, dan tinggal bersama-sama. Setelah banyak manusia tinggal bersama di suatu tempat, dibutuhkan aturan untuk mengatur kehidupan manusia. Maka dari itu, dibentuklah norma, peraturan, atau hukum yang berlaku di daerah tersebut.

Kita sebagai orang Tao, terutama murid TSM Xiao Yao Pai, meyakini bahwa menjalani kehidupan harus mengikuti adat, norma, dan hukum yang berlaku. Kita juga meyakini bahwa hidup dijalani dengan bekerja keras, mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup, serta membangun sebuah keluarga dan berketurunan. Walaupun banyak orang Tao yang memilih untuk meninggalkan semua itu dan hidup di dalam hutan, kita tetap meyakini bahwa hakikat hidup orang Tao adalah menjalani kehidupan yang normal, sebagaimana layaknya seorang manusia.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah mengapa di dalam TSM Xiao Yao Pai kita diajarkan untuk hidup sebagai manusia biasa, tetap mencari uang, membentuk keluarga, dan mempunyai keturunan? Mengapa kita tidak diajarkan untuk meninggalkan hal-hal duniawi dan hidup di dalam gua atau hutan? Jawabannya terletak pada tujuan kita belajar Tao.

Kita mempelajari Tao dengan harapan memutus mata rantai reinkarnasi dan mencapai level kedewaan. Bagaimana kita bisa mencapai level kedewaan? Tentu saja dengan membuktikan kualitas diri kita sebagai seorang manusia. Apakah dengan mengurung diri di dalam hutan kita bisa menunjukkan kualitas diri kita sebagai seorang manusia? Tentu saja tidak.

Dengan bekerja keras mencari nafkah, kita diberi kesempatan untuk menunjukkan bahwa kita tidak terbelenggu oleh nama, jabatan, dan harta. Jerih payah kita dalam mencari uang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan sisanya untuk membahagiakan keluarga dan orang-orang yang kita cintai. Bahkan, kerja keras kita lebih ditujukan kepada orang-orang yang membutuhkan dibandingkan dengan kebutuhan atau kepentingan diri kita sendiri.

Dengan membangun sebuah keluarga dan mempunyai keturunan, kita diberi kesempatan untuk menunjukkan bahwa kita mampu meredam ego dan keinginan diri sendiri dengan mendahulukan kepentingan pasangan hidup dan anak-anak kita. Kita diberikan tanggung jawab dan kewajiban untuk mendidik dan membimbing anak kita agar menjadi manusia yang berkarakter baik. Hubungan orang tua dan anak berlanjut seumur hidup dan tidak dapat diputuskan oleh hal apa pun. Tanpa mengalami sendiri fase kehidupan ini, kita tidak akan mengerti bagaimana orang tua kita mampu merelakan kebahagiaan, bahkan kehidupannya demi kebahagiaan dan kesejahteraan anak-anak mereka.

Dalam setiap aspek kehidupan manusia, kita diberikan kesempatan untuk menunjukkan kualitas kita dan kesempatan untuk terus merevisi dan mengembangkan diri kita. Inilah mengapa TSM Xiao Yao Pai mengajarkan kita untuk hidup sebagai manusia yang normal dan tidak melarikan diri ke gunung demi mencapai kedewaan.

Lantas apakah menjadi seorang manusia yang berkualitas tinggi saja cukup? Tentu saja tidak. Maka dari itu, kita diwariskan ilmu Tao Ying Suk oleh Yang Mulia Shifu kita, sehingga kita mampu melatih dan menguatkan fisik, mental, dan sukma kita. Hanya dengan berhasil menjadi seorang manusia yang berkualitas dan berhasil mendalami ilmu Tao Ying Suk inilah, seseorang dapat mencapai level kedewaan dan memutus mata rantai reinkarnasi.