“Monkeys see, monkeys do” merupakan peribahasa dalam bahasa Inggris yang artinya monyet belajar melakukan sesuatu dari melihat atau menirukan. Dalam dunia parenting, peribahasa tersebut diperhalus menjadi “children see, children do” yang artinya juga serupa, yakni anak-anak melakukan sesuatu dari hal-hal yang mereka lihat di sekeliling mereka.
Mau menasihati anak sebanyak apa pun atau sesering apa pun, akan kalah efektifnya dengan memberikan contoh untuk diteladani. Misalkan menyuruh anak berkata ‘terima kasih’ atau berkata ‘maaf’, akan lebih baik bila kita sebagai orang tuanya yang selalu memberi contoh dengan sering berterima kasih atau meminta maaf di depan anak kita. Dijamin otomatis anak akan menirukannya.
Wu ji wu ren sendiri diartikan sebagai menyadarkan diri sendiri dahulu, baru bisa menyadarkan orang lain. Kita sebagai orang tua harus sadar terlebih dahulu akan perkataan kita sehari-hari, perbuatan dan sikap kita terhadap pasangan, terhadap nenek dan kakek (orang tua dan mertua kita), terhadap pembantu ataupun pengasuh di rumah, bahkan sikap kita terhadap diri sendiri. Hal sedetail dan sekecil apa pun, baik secara langsung maupun tidak, akan ditiru oleh anak kita.
Akan percuma untuk mengajari anak kita (wu ren) untuk bersikap sopan apabila kita sendiri masih sering ketus atau membentak orang tua kita karena wu ji atau kesadaran diri kita belum ada. Maka dari itu, dalam parenting atau pola asuh anak, membereskan diri sendiri dahulu adalah yang paling penting. Berdamai dengan diri sendiri dan orang tua kita sendiri, mencintai diri sendiri, dan tidak mempunyai dendam atau stres, barulah kita bisa menciptakan lingkungan yang balance atau seimbang untuk anak-anak kita bertumbuh.
Menjadi orang tua adalah tanggung jawab yang besar. Tidak salah bila kita mau memiliki anak saat diri kita benar-benar sudah mantap, bukan karena disuruh atau didorong sana-sini. Namun, setelah menjadi orang tua, tidak mungkin kita menjadi orang yang tidak mempunyai kesalahan atau yang selalu sempurna. Menjadi orang tua juga berarti terus belajar untuk menjadi teladan yang lebih baik lagi, mau membuka pikiran untuk selalu merevisi diri, dan semakin sadar diri sehingga dapat menyadarkan anak-anak kita dengan memberi teladan yang terbaik.