Di sebuah pesta pernikahan mewah hadirlah seorang pria paruh baya yang tampak sangat elegan dan dikawal oleh beberapa pengawal. Pria paruh baya tersebut tidak sengaja bertemu seseorang yang sepertinya ia kenal. Ternyata orang tersebut adalah guru sekolahnya.
Dengan penuh hormat pria tersebut menghampiri bapak gurunya, lalu bertanya, “Bapak Guru, apa kabar? Masih ingatkah dengan saya?” Lalu guru menjawab “Maaf, saya tidak ingat.” Sang murid bertanya lagi, “Coba Pak Guru ingat-ingat lagi. Saya adalah anak yang dahulu mencuri arloji teman sekelas saat di sekolah.” Pak guru memandangnya agak lama dan menggelengkan kepala sambil berkata, “Saya benar-benar lupa dengan Anda,” sambil tersenyum kecil.
Sang murid tidak menyerah. Ia kembali bercerita kepada sang guru, “Ada sebuah kejadian yang mungkin dapat membuat Bapak ingat dengan saya. Dahulu di kelas ada arloji seorang murid hilang. Pak Guru memerintahkan semua murid berbaris menghadap tembok dan kedua tangan kami menutup mata. Pak Guru memeriksa kantong kami satu per satu. Saat Pak Guru mendapatkan arloji yang saya curi di kantongku, dalam pikiran saya menduga akan dihukum berat oleh Bapak.”
Sang murid melanjutkan, “Dalam pikiran saya dengan kejadian ini, saya akan malu sekali dan setelah kejadian ini, saya menjadi tidak ada muka di dalam kelas. Aib ini tidak akan bisa dihapuskan dalam hidupku, tetapi ternyata kejadian ini tidak seperti yang saya duga. Pak Guru hanya mengembalikan arloji tersebut kepada pemiliknya, lalu meminta kami semua kembali ke tempat duduk masing-masing dan melanjutkan pelajaran. Waktu lulus, hari terakhir sekolah Pak Guru pun tidak pernah ungkit kasus arloji yang saya curi.”
Sang murid bertanya lagi, “Pak Guru, Anda sudah mengingat saya sekarang?” Sang guru tersenyum lebar dan menjawab, “Demi hubungan baik antarsesama murid dan menghindari kesan buruk di dalam kelas saat itu, saya memejamkan mata sambil memeriksa kantong kalian.” Mendengar hal itu, sang murid pun berlinang air mata dan memeluk erat sang guru.
Cerita inspirasi di atas mengajarkan kepada kita untuk mampu bersikap bijaksana dalam menghadapi masalah yang muncul. Sang guru sangat bijak dan mulia dalam menyelesaikan masalah yang terjadi. Setiap orang mempunyai kesempatan untuk berubah, menyadari kesalahan dirinya, dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Setiap hari yang baru adalah lembaran baru di mana kita berhak mengisinya dengan hal-hal positif dan lebih baik daripada hari yang sudah berlalu. Jadikan hari esok lebih baik daripada hari ini!