Kebahagiaan eudaimonik dan altruistik dapat diartikan sebagai menemukan makna dan berbagi kebaikan. Kebahagiaan merupakan salah satu tujuan utama dalam hidup manusia. Namun, tidak semua kebahagiaan berasal dari kesenangan sesaat. Kebahagiaan yang mendalam sering kali ditemukan dalam dua bentuk, yakni kebahagiaan eudaimonik dan kebahagiaan altruistik. Artikel ini akan menjelaskan kedua konsep tersebut, bagaimana keduanya saling berhubungan, serta manfaatnya dalam kehidupan.
Kebahagiaan eudaimonik: menemukan makna dalam hidup
Kebahagiaan eudaimonik berasal dari istilah Yunani eudaimonia, yang berarti “kesejahteraan sejati” atau “hidup yang baik”. Konsep ini pertama kali dikembangkan oleh Aristoteles, yang percaya bahwa kebahagiaan sejati tercapai ketika seseorang menjalani hidup dengan kebajikan, tujuan, dan makna.
Berikut ini adalah ciri-ciri kebahagiaan eudaimonik.
1. Tujuan hidup: Berasal dari melakukan hal-hal yang memiliki nilai intrinsik, seperti mengembangkan diri atau berkontribusi pada masyarakat.
2. Pengembangan diri: Mencakup proses belajar, peningkatan keterampilan, dan pemahaman diri.
3. Selaras dengan nilai pribadi: Orang merasa bahagia ketika hidup mereka mencerminkan prinsip dan keyakinan mereka.
Contoh dalam kehidupan
– Menyelesaikan pendidikan tinggi karena ingin berkontribusi pada komunitas.
– Mengembangkan usaha sosial yang membantu masyarakat lokal.
– Menghadapi tantangan hidup dengan keberanian dan kebijaksanaan.
Manfaat kebahagiaan eudaimonik
Penelitian menunjukkan bahwa kebahagiaan eudaimonik cenderung lebih stabil dan bertahan lama dibandingkan kebahagiaan yang hanya didasarkan pada kesenangan (hedonik). Orang yang fokus pada kebahagiaan eudaimonik juga memiliki kesehatan mental yang lebih baik, termasuk tingkat stres yang lebih rendah dan rasa puas yang mendalam.
Kebahagiaan altruistik: memberi untuk merasakan bahagia
Kebahagiaan altruistik muncul ketika seseorang mendapatkan kepuasan batin dari membantu orang lain. Tindakan altruistik tidak hanya bermanfaat bagi penerima, tetapi juga bagi pemberi, yang merasakan kebahagiaan dari berbagi kebaikan.
Berikut ini adalah ciri-ciri kebahagiaan altruistik.
1. Tindakan tanpa pamrih: Kebahagiaan ini berakar pada keinginan untuk membantu tanpa mengharapkan imbalan.
2. Koneksi sosial: Meningkatkan hubungan dengan orang lain melalui empati dan rasa peduli.
3. Dampak positif: Memberikan kontribusi nyata kepada kehidupan orang lain.
Contoh dalam kehidupan
– Menjadi sukarelawan dalam kegiatan amal.
– Mendonasikan uang atau barang kepada yang membutuhkan.
– Memberikan waktu dan perhatian kepada teman atau keluarga yang sedang mengalami kesulitan.
Manfaat kebahagiaan altruistik
Tindakan altruistik meningkatkan produksi hormon seperti oksitosin (hormon cinta) dan dopamin, yang berperan dalam menciptakan perasaan bahagia. Penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang sering membantu orang lain memiliki risiko depresi yang lebih rendah dan merasa lebih terhubung dengan komunitas.
Hubungan antara kebahagiaan eudaimonik dan altruistik
Kedua jenis kebahagiaan ini saling melengkapi. Ketika seseorang melakukan tindakan altruistik, mereka sering merasa bahwa hidup mereka memiliki makna yang lebih besar sehingga memenuhi kebahagiaan eudaimonik. Sebaliknya, menjalani hidup yang bermakna sering kali melibatkan kontribusi kepada orang lain, yang membawa elemen altruistik ke dalam pengalaman tersebut.
Contoh integrasi
– Membuka sekolah gratis untuk anak-anak kurang mampu: memberikan makna hidup sekaligus menjadi tindakan altruistik.
– Menjadi mentor bagi generasi muda, membantu mereka mencapai tujuan mereka sambil merasakan kepuasan pribadi.
Penutup
Kebahagiaan eudaimonik dan altruistik menawarkan alternatif yang lebih dalam dan berkelanjutan dibandingkan kebahagiaan hedonik. Dengan menjalani hidup yang bermakna dan membantu orang lain, kita tidak hanya menciptakan kebahagiaan untuk diri sendiri, tetapi juga memberikan dampak positif kepada dunia di sekitar kita.
Jika Sahabat Tao ingin menjalani hidup yang lebih bermakna, mulailah dengan mengejar tujuan pribadi yang sejalan dengan nilaimu, sambil membagikan kebaikan kepada orang lain. Dengan menemukan kebahagiaan dalam diri dan berbagi dengan sesama, hidup kita menjadi lebih kaya dan berharga.