Tidak banyak orang yang mengetahui tujuan mereka hidup di dunia. Mereka berkata, “Bukan kemauan saya untuk dilahirkan di dunia, mengapa saya harus dilahirkan? Tidak ada gunanya saya hidup di dunia, saya sudah bosan dengan hidup saya”. Mereka menyesali kehadirannya di bumi ini. Ketidaktahuan akan makna hidup menyebabkan seseorang merasakan kehidupan yang hambar dan hampa. Mereka menjalani hidup ini hanya sekadar menunggu ajal tiba tanpa mengetahui kemana seharusnya arah yang dituju. Betapa menyedihkannya jika kehidupan yang demikian berwarna dengan keanekaragamannya, baik buruknya, suka dukanya, tidak lagi dapat dinikmati, serta tidak mengetahui tentang kebahagiaan dalam hidup, dan sesuatu yang harus diperjuangkan sehingga pada akhirnya hidup ini memiliki artinya.
Bagi orang yang siutao tentu mengetahui alasan mengapa kita dilahirkan di dunia. Tidak lain adalah disebabkan oleh perbuatan kita sendiri di masa lampau yang mungkin kita sendiri tidak mengetahui perbuatan apa yang telah kita lakukan dahulu sehingga mengakibatkan kondisi kita seperti ini. Tetapi apakah kita bisa mengatakan, “Itu tidak adil.” hanya karena kesalahan di masa lampau yang tidak diketahui sehingga berakibat pada kehidupan saat ini. Percayalah bahwa langit itu adil dan kita tidak perlu memikirkan kehidupan masa lampau kita yang kita sendiri tidak mengetahuinya. Yang penting adalah masa sekarang, apa yang harus kita lakukan sekarang ini semasa kita hidup. Masa sekarang menentukan masa depan kita, seperti halnya masa lalu yang membuat kita berada dalam kondisi sekarang. Apabila kita menyia-nyiakan masa hidup kita, itu sama saja dengan menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan oleh Dewa kepada kita untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik di masa depan.
Masa sekarang ini kita sudah berjodoh dengan Tao, hendaknya kejodohan ini terus berjalan maju, tidak putus ditengah jalan, tidak berhenti di persimpangan. Kita tahu bahwa Tao adalah jalan kebenaran yang harus kita tempuh. Bagaimanapun keadaan kita, kondisi kita, hendaklah kita selalu ingat untuk berbuat kebaikan, mempermudah jalan bagi orang lain. Kondisi kita tidak menghalangi untuk berbuat kebaikan serta memberikan manfaat bagi orang lain dan kehidupan. Berbuat kebaikan untuk kepentingan orang lain akan membuat hati kita lebih damai dan nyaman rasanya. Kebaikan tidak melulu tentang uang. Tenaga, pikiran, dan waktu adalah bentuk kebaikan lain yang bisa kita berikan untuk sesama, bahkan senyum dan raut muka yang ramah itu dapat menghibur orang lain yang sedang kesusahan atau merasa kurang bahagia. Hal ini juga sebagai bentuk kebaikan bagi diri sendiri. Meskipun kita sendiri dalam kondisi yang kurang menyenangkan, tersenyum akan membuat perasaan kita menjadi lebih baik.
Pada intinya berbuat baik kepada orang lain sebenarnya adalah untuk kebaikan diri kita sendiri karena membuat hidup kita bermakna (berguna untuk orang lain), sekaligus menjadi ”tabungan kebaikan” kita yang mungkin diperlukan apabila kita lagi bernasib kurang beruntung. Tetapi kebaikan ini bukanlah untuk dihitung dengan sengaja karena itu bukan lagi kebaikan yang tulus tanpa pamrih. Hanya dengan ini kita akan merasakan hidup ini berarti dan bermakna. Menemukan tujuan hidup dengan melakukan yang terbaik sesuai peran kita sebagai orang tua, anak, menantu, teman, taoyu, karyawan, pimpinan, dan peran-peran lainnya. Melakukan peran kita sebaik mungkin, sehingga apa yang kita lakukan selalu yang terbaik. Dengan demikian kita akan memberikan kebaikan kepada orang lain kebahagiaan bagi diri sendiri. Semoga hidup kita menjadi lebih hidup dengan memberikan kehidupan bagi orang lain.