Sebagai orang yang siutao, kita harus dapat memuliakan Taodan mementingkan moralitas dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Tao itu sendiri mencakup spiritual dan material, mencakup semua yang ada di alam semesta ini. Jika seseorang bertindak atau menjalani kehidupannya sesuai dengan asas Tao, maka bisa dikatakan orang tersebut mendapatkan Tao (de Dao), dan jika sebaliknya disebut kehilangan Tao (shi Dao). Seseorang yang memuliakan Tao akan berusaha menjalani kehidupannya sesuai dengan asas Tao.
De atau moralitas berarti segala sesuatu yang dipikirkan, diutarakan, dan dijalankan sesuai dengan asas Tao atau karakter mulia dari Tao. Misalnya, memiliki batin yang bersih sehingga memengaruhi pikiran menjadi baik, mengutarakan kata-kata yang menyejukkan dan tidak kasar, serta berkelakuan baik dan tanpa pamrih. Seseorang yang mementingkan moralitas akan terus giat merevisi diri untuk dapat memiliki hati atau batin yang beretika baik, berjiwa amal tanpa pamrih, dan memiliki maksud baik untuk mempermudah atau menolong orang lain.
Seseorang yang bermoral tinggi akan secara alami mendapatkan ilmu yang tinggi pula seperti sebuah kalimat pepatah yang mengatakan, “Ilmu yang tinggi sebetulnya memang dipersiapkan untuk orang yang bermoral tinggi”. Oleh karena itu, yang perlu dipentingkan adalah moralitas dan yang perlu dikejar adalah mempertinggi moralitas diri. Moralitas memiliki satu kekuatan dahsyat yang tidak terlihat, untuk memastikan masa depan seseorang, dan semua ini merupakan hukum alam yang mendasar.
Janganlah pernah merasa lelah dalam merevisi diri! Jangan pernah merasa diri penuh atau merasa diri sudah baik! Kala seseorang merasa penuh atau sudah baik, itu sebenarnya merupakan sikap sombong/angkuh yang ada pada dirinya.
Jadi kesimpulannya, untuk bisa mendapatkan Tao, seseorang harus memuliakan Tao, yang artinya bertindak sesuai dengan asas Tao. Tindakan yang bagaimana yang sesuai dengan asas Tao? Tindakan-tindakan yang bermoral (mementingkan moralitas) yang telah dijelaskan di atas.