Setiap peristiwa yang dialami oleh setiap orang dalam kehidupan ini disebabkan oleh kejodohan. Oleh karena itu, sering dikatakan bahwa setiap kejadian memiliki sebab musabab atau asal muasalnya, dan tidak ada satu pun kejadian yang bersifat kebetulan semata. Kita seharusnya menyadari hal ini dan mengelola dengan baik kejodohan-kejodohan dalam perjalanan hidup kita masing-masing sehingga dapat menjadi kejodohan yang baik, bukan kejodohan yang buruk.
Contoh 1: Mengapa seseorang terlahir di dalam sebuah keluarga, bertemu dengan orang tua dan adik kakaknya? Ini merupakan kejodohan yang pasti memiliki sebab dan asal-usulnya. Dalam perjalanan kehidupan ini, bagaimana kita menjalankan peran sebagai seorang anak yang berbakti dan menghormati orang tua, serta menyayangi adik dan kakak, merupakan cara terbaik untuk menjalani dan menyelesaikan kejodohan tersebut. Tentu saja dalam realitasnya mungkin muncul masalah-masalah, tetapi dengan pengertian yang cukup bahwa ini adalah bagian dari kejodohan yang harus dijalani, semua persoalan akan menjadi hal yang biasa, dan kita dapat menjalaninya dengan lapang dada.
Contoh 2: Mengapa dalam perjalanan hidup ini kita bisa bertemu dengan belahan jiwa atau lawan jenis yang saling mencintai, tentu juga merupakan sebuah kejodohan yang memiliki sebab musababnya. Bertemu adalah awal dari kejodohan. Bagaimana membangun hubungan supaya menjadi ikatan suami istri memerlukan usaha kedua pihak untuk mewujudkannya. Setelah itu, bagaimana membina rumah tangga yang baik dan harmonis juga memerlukan usaha ekstra dari kedua pihak untuk mencapainya. Selama ada kesadaran di dalam hati, kita dapat menjalani kejodohan tersebut dengan tulus dan sebaik-baiknya.
Dalam kehidupan ini sering kali muncul beberapa jodoh yang tidak selalu hadir secara bersamaan, melainkan dapat muncul pada masa-masa yang berbeda dalam perjalanan hidup kita. Apakah setiap jodoh yang muncul harus selalu berujung pada ikatan suami istri? Tentu tidak. Bagaimana cara mengelolanya dengan baik sehingga menjadi hubungan yang sehat dan normal, bukan menjadi hubungan yang merusak dan tidak terkendali, membutuhkan kesadaran yang tinggi. Pernah terjadi, seseorang tidak mampu mengendalikan diri ketika muncul jodoh yang kedua dan seterusnya dalam perjalanan hidupnya, yang akhirnya merusak kejodohan yang pertama yang sebelumnya sudah dibina dengan baik.
Contoh 3: Mengapa kita bertemu Dao jiao (agama Tao) dan Dao Yin Shu (ilmu kedewaan)? Ini juga merupakan sebuah kejodohan yang pasti memiliki sebab musababnya. Mari kita kembali mengenang momen pertama kita berkenalan dengan Dao jiao dan Dao Yin Shu, merasakan langsung keagungan ilmu kedewaan ini! Apakah sampai saat ini kita masih menjaga kejodohan ini dengan baik? Atau, karena alasan tertentu atau jodoh lain, kita sudah melupakan dan meninggalkannya?
Kejodohan, baik dalam bentuk peristiwa maupun pertemuan dengan seseorang, terus muncul setiap hari dalam hidup kita. Bagaimana cara mengelolanya dengan penuh kesadaran sehingga setiap kejodohan dapat menjadi kejodohan yang baik, positif, dan membangun? Hal ini membutuhkan kesadaran dan pengertian yang cukup. Mengerti dalam hati dan tulus menjalaninya akan membuat hidup terasa lebih ringan dan lapang.
Mari kita renungkan bersama kata-kata Li Shanghu Shifu dalam buku Siu Tao menuju Kesempurnaan berikut!
“Bahwa kejadian-kejadian itu selalu berdasarkan kejodohan. Kalau memang ada kejodohan, maka semua tinggal soal waktu saja. Berdasarkan kejodohan, yang datang tak dapat ditolak, yang pergi tak dapat ‘digandoli’ (baca: dipertahankan). Umat manusia banyak yang tak mengenal kejodohan, ini mungkin dikarenakan kurang mengerti (sadar).”