Ada tertulis di kitab Dao De Jing, “Dapat mengenal orang lain adalah pintar, mengenal diri sendiri adalah bijak. Dapat menguasai orang lain adalah suatu keunggulan, dapat menguasai diri sendiri adalah kekuatan sebenarnya”.
Dari kutipan di atas, kita dapat mengambil makna bahwa kekuatan sejati terletak pada kemampuan mengenal diri sendiri. Pernyataan ini menggelitik penulis untuk mencoba mengulas lebih jauh tentang mengenal diri. Apakah kita semua sudah bisa mengenal diri sendiri? Sampai sejauh mana masing-masing dari kita sudah mengenal dirinya? Jika sudah jauh dapat mengenal diri, tentunya masing-masing dari kita telah mengerti banyak hal. Misalnya, mengapa saya menjadi emosional ketika melihat peristiwa tertentu; apa yang menyebabkan saya bereaksi tertentu ketika mendengar kabar, membaca berita, atau melihat video yang viral; untuk tujuan apa saya dilahirkan; misi apa yang dibawa, yang sudah dan sedang dijalankan dalam hidup saat ini; dan masih banyak pertanyaan lainnya.
Masing-masing dari kita tentunya mengenal diri dengan nama pemberian orang tua kita; dilahirkan oleh orang tua ABC dan XYZ; lahir di kota mana pada tanggal, bulan, dan tahun lahir tertentu; mempunyai saudara sekandung DEF; tinggal di jalan mana; kita tahu. Namun, ketika masuk lebih dalam lagi, seperti tubuh kita terdiri dari kurang lebih 70 triliun sel, yang masing-masing sel mempunyai kecerdasan yang berbeda karena tugasnya memang berbeda, belum tentu semua dari kita tahu, hanya sebagian kecil dari kita yang menekuni ilmu biologi molekuler yang paham.
Manusia terdiri dari gabungan banyak sistem yang menunjangnya secara fisik. Ada sistem rangka, sistem otot, sistem saraf, sistem peredaran darah, sistem kelenjar, sistem pernapasan, dan sistem pencernaan, yang jika kita ingin mengenal sistem-sistem itu lebih jauh akan terlihat sangat kompleks atau rumit sekali. Belum lagi tentang bagian tubuh yang lebih halus lagi atau sisi batiniah, yaitu pikiran atau mental dan emosi atau perasaan. Belum lagi masuk ke bagian yang lebih halus lagi, yaitu jiwa, roh, dan sukma. Nah lo….
Tentang fisiologis manusia atau ilmu biologi; tentang cara kerja tubuh manusia; tentang psikologi; serta tentang pikiran, mental, dan jiwa bisa dipelajari pelan-pelan dari Google atau belajar dari para ahli. Penulis tidak menjelaskan lebih dalam lagi. Dalam artikel singkat ini penulis bermaksud mengajak Sahabat Tao untuk bertanya kepada diri sendiri, sampai sejauh mana kita dapat mengenal diri kita sendiri. Semakin dalam dan jauh kita mengenal diri sendiri; semakin kita mengerti, memahami, dan menyadari diri sendiri; semakin kita mendapat dan mempunyai kekuatan sejati.
Penulis menyaksikan banyak anak SMA yang akan lulus dan meneruskan ke perguruan tinggi, masih tidak mengerti apa yang menjadi minat dan bakatnya sehingga jika ditanya mau ambil jurusan apa, mereka bingung. Tidak sedikit yang latah; ikut-ikutan tren yang lagi kekinian; ikut-ikutan teman-temannya, mengambil jurusan yang banyak diambil; atau mendengarkan suara dari orang-orang sekitarnya, bukan suara dari dalam dirinya. Dampaknya akan membuat stres dirinya dan orang-orang di sekitarnya. Banyak yang kuliah setengah jalan, kemudian pindah jurusan karena stres dan tidak sesuai dengan keinginan atau talentanya. Seorang ahli hukum belum tentu mempunyai anak yang minat dan bakatnya sama, bisa jadi si anak berbakat dan berminat pada bidang seni musik. Ketika dalam banyak pelatihan atau wawancara para pencari kerja, penulis meminta peserta menuliskan kelemahan atau hal yang paling tidak disukai dirinya terhadap pasangannya, peserta dapat menuliskan berderet-deret. Namun, ketika peserta diminta menuliskan kelemahan atau kekurangan dirinya sendiri, daftarnya sangat minim, bahkan ada yang tidak bisa menemukan kekurangan dan keunggulan dirinya. Ini membuktikan bahwa kebanyakan orang lebih mengenal orang lain daripada mengenal dirinya.
Mengenal diri merupakan proses perjalanan yang harus ditemukan sendiri. Kecepatannya tergantung dari seberapa sering seseorang melakukan introspeksi, berani membuka diri, dan berkemauan kuat untuk menerima dirinya apa adanya. Bisa jadi dalam satu kehidupan, bisa juga perlu beberapa kali kehidupan.
Berikut adalah beberapa manfaat jika kita dapat mengenal diri sendiri.
- Kita menjadi lebih bahagia.
Orang yang mengenal dirinya biasanya menjadi lebih bahagia karena bisa mengekspresikan apa yang dikehendakinya, dapat memenuhi passion-nya, dan mendapatkan apa yang diinginkannya.
- Kebingungan berkurang karena apa yang dipikirkan, apa yang dirasakan, apa yang diucapkan, dan apa yang dilakukan akan sama.
Banyak orang mengalami kebingungan karena jalan pikirannya sendiri tidak sesuai dengan kemauan hatinya dan sering kali emosinya mengendalikan dirinya.
- Pengambilan keputusan menjadi lebih baik.
Mereka yang mengenal dirinya biasanya merasakan totalitas dari dirinya yang berisi tubuh, pikiran, mental, emosional, dan batinnya sehingga keputusannya sering kali bulat dan utuh.
- Pengendalian diri menjadi lebih baik.
Karena mengerti berbagai dimensi dari dirinya, mereka lebih sadar, mana yang harus diikuti dan mana yang tidak.
- Tahan terhadap tekanan sosial.
Orang yang mengenal dirinya tahu kapan berkata ‘ya’ dan kapan berkata ‘tidak’.
- Lebih toleran dan mengerti orang lain.
Semakin mengenal diri, semakin sadar terhadap kelemahan dan perjuangan dirinya. Hal ini akan membuat seseorang lebih berempati kepada orang lain.
- Hidup lebih bergairah dan cemerlang.
Hidupnya lebih hidup dan menyenangkan. Semakin lama sinar dalam dirinya dapat memancar keluar.
Dengan menjalani xiu Dao (siu Tao) penulis merasa sangat terbantu dalam proses mengenal diri, mengerti diri, dan memahami diri walaupun masih jauh menuju sadar diri, tetapi paling tidak setengah dari perjalanan sudah dijalankan dengan lebih baik.
Harapan penulis adalah semakin banyak dan semakin jauh orang dapat mengenal dirinya hingga tercerahkan sehingga dunia yang kita tinggali sekarang ini menjadi semakin indah. Xie Shen en.