Sedari kecil kita sudah diajarkan untuk bersimpati, berempati, dan saling menolong dalam kehidupan. Kita diajarkan seperti itu karena manusia merupakan makhluk sosial yang memang tidak bisa hidup sendiri. Menolong sebenarnya merupakan tindakan untuk membantu meringankan beban seseorang. Namun, sebelum menolong, sebaiknya kita memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
- Siapa yang kita tolong? Apakah mereka memang membutuhkan pertolongan kita?
Terkadang kita terlalu cepat bertindak dalam menolong seseorang sehingga kita tidak berpikir lebih lanjut apakah mereka benar-benar membutuhkan pertolongan. Saya pernah menolong seseorang dan orang tersebut malah marah karena ternyata mereka tidak membutuhkan pertolongan saya. Alangkah baiknya, kita bertanya terlebih dahulu apakah orang tersebut membutuhkan pertolongan karena pertolongan kita terkadang bisa membuat seseorang tersinggung.
Sebagai contoh, di pinggir jalan ada seorang anak yang berumur kurang lebih sepuluh tahun ingin menyeberang jalan besar. Kita melihat sepertinya dia ragu-ragu. Lebih baik kita tawarkan terlebih dahulu apakah mau menyeberang bersama. Ada saatnya pula kita harus refleks menolong, misalnya menahan seseorang yang akan terjatuh.
Contoh lainnya, melihat teman yang sudah cukup dewasa, tetapi belum menikah, dengan niat baik kita berusaha menjodohkan teman kita tersebut dengan teman kita yang lain. Belum tentu teman kita tersebut menerima maksud baik kita karena bagi sebagian orang, menjodohkan terkesan terlalu ikut campur dalam urusan pribadi mereka.
- Bagaimana cara kita menolong orang tersebut?
Pikirkan bagaimana cara menolong sebelum mengatakan akan menolong seseorang. Jangan membuat janji palsu atau mengatakan akan menolong, padahal kita belum ada rencana sama sekali, atau bahkan tidak mengerti apa yang harus kita lakukan untuk menolong.
Contohnya, seorang teman mengatakan kalau mesin di rumahnya rusak. Karena dia teman baik kita, dengan sigap langsung kita bilang akan menolong, padahal kita bukan orang yang mengerti mesin dan tidak punya kenalan orang yang mengerti mesin. Itu hanya akan memberikan harapan palsu kepada orang yang membutuhkan pertolongan. Lebih baik diam dan berpikir bagaimana cara menolong terlebih dahulu sebelum mengungkapkan akan menolong.
- Apakah ada dampak setelah kita menolong seseorang?
Manusia memiliki aneka ragam karakter. Salah satunya adalah selalu berharap untuk ditolong. Ada kalanya setelah kita menolong, orang tersebut malah tidak belajar dari kesalahan, tetap melakukan hal yang sama, dan berharap akan ditolong kembali apabila masalah terjadi lagi.
Contohnya, seorang teman mempunyai utang kepada kita dan mengatakan tidak sanggup membayar utang tersebut. Setelah beberapa lama, teman tersebut ingin meminjam uang lagi dan lagi. Apabila kita terus menolongnya, kita memang terkesan baik, tetapi hal tersebut tidaklah sepenuhnya baik karena teman tersebut menjadi bergantung pada kita dan tidak berusaha menyelesaikan masalahnya, yang mana dapat berujung merugikan diri kita sendiri yang selalu menolong.
- Apa tujuan kita menolong?
Hal yang paling penting dari menolong adalah apa tujuan kita menolong. Sebagai seseorang yang belajar Dao, ada baiknya setelah kita menolong, kita melupakannya. Seperti kalimat “saat memberi dengan tangan kanan, sebaiknya tangan kiri tidak mengetahuinya”, artinya tidak perlu membesar-besarkan perbuatan baik atau pertolongan yang kita lakukan ataupun mengharapkan sesuatu setelah kita menolong.
Lakukan pertolongan dengan ikhlas, tanpa mengharapkan imbalan dan pujian dari orang yang kita tolong atau orang yang melihat perbuatan kita. Ini adalah hal yang sulit karena pada awalnya setiap orang pasti memiliki tujuan saat melakukan sesuatu. Namun, teruslah menolong sampai kita terbiasa menolong tanpa ada tujuan tertentu dan hanya niat baik yang benar-benar tulus untuk menolong.