Sehari Sebagai Guru, Seumur Hidup Sebagai Orang Tua

一日为师,终身为父 (yi ri wei shi, zhong shen wei fu), inilah pepatah Tiongkok yang tidak lekang oleh waktu, yang bermakna : sehari sebagai guru, seumur hidup sebagai orang tua (父 fu di sini bisa diartikan sebagai ayah juga yang merupakan kepala keluarga). Bagi para pecinta novel dan film dunia persilatan tentu kata-kata tersebut tidaklah asing karena sering diucapkan oleh tokoh-tokoh dalam novel atau film ketika memohon kepada seseorang untuk menjadi guru bagi nya atau ketika mengangkat murid.

Seperti ketika Guo Jing dan Huang Rong memohon kepada Hong Qi Gong untuk menjadi guru mereka, atau ketika Zhang San Feng mengangkat Zhang Wu Ji sebagai muridnya, pada saat itulah disaksikan langit dan bumi, hubungan antara guru dan murid dimulai untuk selama-lamanya. Sejak itulah sang murid mulai memanggil gurunya dengan sebutan Shi Fu (师父), kombinasi dari kata Lao Shi (老师) dan Fu Qin (父亲). Secara harafiah arti dari kata Lao Shi adalah Guru, dan arti dari kata Fu Qin adalah Ayah. Maka dari itu sebutan Shi Fu menunjukkan hubungan yang begitu spesial, seorang guru yang sudah seperti ayah (orang tua).

Lalu mengapa begitu spesialnya hubungan itu? Analogi nya seperti ini, ketika kita lahir kita tidak bisa memilih siapa yang akan menjadi ayah (orang tua) kita, namun ketika memutuskan menjadi murid dari seorang Shi Fu, kita dengan kesadaran sendiri memilih dan memutuskan menjadi murid-Nya. Selanjutnya, layaknya seorang anak yang harus memiliki bakti (xiao 孝) kepada orang tua nya, maka seorang murid juga harus memiliki sifat bakti yang disebut zun 尊 kepada Shi Fu nya.

Apa yang melandasi zun 尊 dari seorang murid kepada Shi Fu nya ? 

Zun 尊 secara harafiah berarti respect / hormat, tetapi maknanya lebih dari itu. Bisa dikatakan zun 尊 adalah perwujudan dari bakti, melebihi dari sekedar hormat, tapi sudah menjunjung tinggi Shi Fu-nya; itulah zun shi 尊师.

Dan faktor utama yang melandasi itu semua adalah kepatuhan, seorang murid niscaya patuh pada Shi Fu nya, di sinilah letaknya zhong 忠 (kesetiaan). Jadi zhong 忠 adalah bagian tak terpisahkan dari zun 尊.

Dinamika hubungan antara seorang murid dan seorang Shi Fu tentu tak lepas juga dari prinsip-prinsip kebenaran yang dijunjung tinggi. Inilah disebut zun shi zhong dao 尊师重道, yang bermakna menjunjung tinggi Shi Fu, menjunjung tinggi prinsip-prinsip kebenaran. Lalu ada yang bertanya bagaimana kalau Shi Fu nya salah ? Nah pertanyaan ini seharusnya bisa ditanyakan kembali kepada sang murid. Sebetulnya benar atau salah itu tak lepas dari persepsi.

Tetapi bila ada murid yang merasa pintar mengoreksi keputusan Shi Fu nya itu jelas jelas salah ! Kenapa bisa dikatakan salah ? Begini, seorang Shi Fu ketika memutuskan sesuatu tentu sudah mempertimbangkan banyak hal, bukan lagi masalah benar atau salah. Mungkin dalam proses pembuatan suatu keputusan, ada mendengarkan pendapat dari murid-muridnya, pada akhirnya keputusan akhir tetaplah harus dibuat sesuai dengan kebijaksanaan seorang Shi Fu walaupun mungkin ada beberapa pendapat muridnya yang tidak terakomodir. Bukankah sebuah keputusan tentu tidak akan bisa menyenangkan semua orang? Seorang murid yg paham tentu harus 100% mematuhi keputusan Shi Fu nya, karena sebuah keputusan dikeluarkan untuk dipatuhi walau bagaimana pun sulitnya, inilah perwujudan zun shi zhong dao 尊师重道. Bukankah bisa mematuhi Guru juga termasuk hal paling dasar dalam menjunjung kebenaran (道 dao) ? Kembali ke pepatah yi ri wei shi, zhong shen wei fu 一日为师,终身为父 ; hubungan yang begitu spesialnya antara Shi Fu dan murid, pada kenyataannya juga menular dari generasi ke generasi. Untuk itulah muncul istilah kakek guru, cucu murid, dst…karena hubungan yang begitu kuat tidak lekang dari generasi ke generasi. Legacy atau peninggalan dari Sang Shi Fu juga ikut dijaga dan dilestarikan oleh murid-muridnya bahkan cucu cicit murid generasi-generasi selanjutnya. Legacy itu bisa berupa ilmu nya, ajaran nya, sistem perguruan (Shi Men) nya, inilah yang terus dipatuhi dan dijalankan oleh murid-muridnya senantiasa sepanjang jaman dengan kesetiaan yang tak tergoyahkan.

Berikan komentar

fourteen − 4 =