Siutao Tidak Selalu mengenai Spiritual

Ajaran Tao mengajarkan manusia cara-cara untuk memperkuat sukma dan memperdalam spiritual. Namun, banyak orang sering salah paham dalam melaksanakan siutao. Banyak orang mengira bahwa siutao hanyalah belajar tentang sembahyang, menangkal ilmu hitam, atau sekadar pergi ke taokwan untuk mendengarkan ceramah. Sementara itu, beberapa orang yang siutao memutuskan untuk tidak menikah, tidak bekerja, bahkan pergi meninggalkan kehidupan normal untuk menyendiri dan siutao. Mereka mengira dengan melakukan semua itu, mereka akan berhasil mendapatkan Tao dan akhirnya naik ke surga. Padahal, siutao tidak hanya mengenai spiritual, melainkan harus merevisi semua aspek dalam kehidupan.

Salah satu syarat keberhasilan siutao adalah memupuk jasa. Hal ini berarti bahwa kita harus banyak memberi dan menolong sesama yang membutuhkan. Dengan banyak memberi, kita seolah-olah memiliki ‘tabungan’ karma baik yang akan memengaruhi kehidupan kita pada masa mendatang. Cobalah kita melihat tokoh-tokoh Tao yang berhasil siutao dan menjadi dewa! Tentunya semasa hidup beliau memiliki banyak sekali amal dan jasa yang baik. Siutao kita juga seperti itu. Berbuat amal memang bisa dilakukan dengan cara yang sederhana, seperti membantu di taokwan atau memberi nasihat kepada orang lain. Namun, kita juga dapat memberikan banyak manfaat dengan materi atau uang. Apabila dalam siutao kita tidak mempunyai materi yang cukup, bagaimana kita dapat berbuat banyak untuk umat manusia? Bagaimana kita dapat memberi makan orang-orang yang kelaparan? Bagaimana kita dapat membangun tempat ibadah yang bermanfaat untuk orang banyak? Bagaimana kita dapat membentuk sebuah keluarga harmonis tanpa keuangan yang stabil? Kita tidak dapat mencapai semua itu bila kita hanya berfokus pada spiritual/kerohanian belaka. Maka dari itu, siutao juga mencakup tentang finansial atau materi agar kita dapat memupuk banyak amal baik.

Hal yang berikutnya adalah mengenai kesehatan. Dalam ajaran Tao, kita memang diajarkan untuk berlatih (lian gong) yang sangat baik untuk kesehatan. Namun, semua itu tidak akan berguna bila tidak dibarengi dengan pola hidup yang sehat. Berlatih pernapasan (qi gong), tetapi tetap merokok setiap hari, terdengar konyol bukan? Raga yang sehat adalah rumah bagi sukma yang kuat. Dengan badan yang sakit-sakitan, pasti akan sangat sulit untuk menguatkan sukma/roh yang ada di dalamnya. Hal ini dikarenakan raga dan roh adalah sebuah kesatuan. Dalam berlatih meditasi (jing zuo), kita diharuskan untuk duduk diam dan fokus. Apabila tidak didukung oleh tubuh yang fit, kita akan merasakan banyak gangguan dan sulit untuk fokus. Dengan tubuh yang tidak sehat, kita akan kesulitan untuk berlatih memperkuat sukma. Dalam keadaan sakit, kita akan mempunyai lebih sedikit waktu untuk benar-benar siutao dan berbuat kebaikan. Oleh karena itu, orang yang siutao juga harus memperhatikan tubuh dan pola hidup yang sehat.

                Sebagai kesimpulan, orang yang siutao harus meningkatkan segala aspek dalam hidup. Wawasan yang luas, teman yang banyak, tubuh yang sehat, keluarga yang harmonis, dan amal yang banyak harus ditingkatkan secara bersamaan. Hal ini dikarenakan ajaran Tao sangatlah realistis. Apabila tujuan kita adalah ingin memutus reinkarnasi dan menjadi dewa, tentu kita harus menjadi manusia yang berkualitas baik. Bila kehidupan sebagai manusia saja tidak bisa dijalankan dengan baik, maka kita belum pantas untuk menjadi dewa. Maka dari itu, janganlah ragu untuk mempunyai cita-cita yang tinggi! Dengan kualitas hidup yang sangat baik, maka proses siutao akan berhasil.