Kakek Pecinta Naga (叶公好龙)

Pada zaman dahulu kala, ada seorang pria tua bernama Ye Gong. Ia seringkali menyebutkan dirinya seorang “Pecinta Naga”. Di setiap penjuru rumahnya, perlengkapan rumah tangga, baju, dan segala benda kepunyaannya, pasti akan terukir atau terlukis gambar naga. Orang-orang yang bertamu ke rumah Kakek Ye Gong pasti akan merasa kaget dan terkejut dengan isi rumahnya yang penuh dengan “naga”, hal ini pun membuatnya sangat bangga dan senang.

Suatu hari, Raja Naga mengetahui bahwa ada seorang manusia yang begitu menyukai dan memuja dirinya, maka ia pun berinisiatif mengunjungi rumah Kakek Ye Gong untuk bertegur sapa dan bertamu. Sesampainya di rumah Kakek Ye Gong, Raja Naga mengetuk pintu dan memanggil dirinya. Tidak lama, Kakek Ye Gong membukakan pintunya, ia pun melihat ada wujud naga asli berada di depan rumahnya, Kakek Ye Gong pun menjadi pucat, dan segera lari terbirit-birit ketakutan dengan Raja Naga. Raja Naga yang mengetahui hal ini pun menjadi sedih dan pulang kembali ke asalnya. 

Cerita di atas sangatlah berkaitan dengan proses xiu dao (siutao) kita sekarang. Banyak dari kita terkadang terbelenggu terhadap suatu hal yang belum jelas atau kita percaya fanatik secara buta, tanpa mau mencari tahu dahulu mengenai kebenaran dan keaslian dari hal-hal tersebut. Seperti misalnya, kita siutao hanya mencari “kegaiban”. Ada sedikit perubahan dalam hidup kita, kita sebut dengan “gaib”. Ada sedikit hasil peningkatan dalam latihan kita, kita sebut dengan “gaib”. Namun, tidak menutup kemungkinan ketika hal yang benar-benar “gaib” itu datang menghampiri kita, ternyata diri kita malah tidak siap dan takut dengan hal tersebut. Dan akhirnya hasil latihan kita pun menjadi percuma dan mental kita malah menjadi tidak kuat dan menurun.

Dalam proses menjalani siutao, tentunya kita bukan hanya mengejar “kegaiban” semata. Karena proses siutao ini adalah memperbaiki segala aspek kehidupan kita baik dari kesehatan, pola pikir, tindakan, hati kita, dimensi sukma, dimensi kedewaan, dll. Kalau kita hanya fokus pada satu hal dan fanatik buta terhadap hal-hal tersebut tanpa meneliti lebih detil, lebih teliti dan lebih jauh lagi, yang terjadi bisa saja kekecewaan, keputus-asaan dan ketakutan yang tidak berujung. Apabila memang kita bisa melakukan atau menemukan hal-hal “gaib” selama proses siutao kita, janganlah hal ini menghalangi kita atau membuat kita besar kepala untuk bisa mencapai tahapan yang lebih tinggi lagi.

Oleh karena itu, selama proses siutao ini penting bagi kita untuk tetap berpikir kritis, supaya tidak mudah terbelenggu pada hal-hal yang belum jelas kebenarannya. Dan dengan selalu menggunakan dan mengasah “Wu” kita dalam bertindak, berpikir dan bersikap, hal-hal “gaib” akan menjadi suatu hal yang biasa dan wajar dialami oleh para umat siutao.

Berikan komentar

sixteen − 12 =